Jakarta, tiradar.id – Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi makro yang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Sebagai sumber energi utama, karbohidrat mendukung berbagai fungsi tubuh, mulai dari otak hingga otot.
Saat tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa atau gula, zat tersebut dapat digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai energi segera atau disimpan untuk digunakan kemudian.
Seema Shah, seorang ahli gizi, menekankan bahwa asupan karbohidrat yang cukup berperan besar dalam mendukung kesehatan menyeluruh, mulai dari tidur yang berkualitas, kesehatan mental, hingga performa olahraga.
Mengonsumsi karbohidrat yang cukup juga berkontribusi pada kesehatan usus dan membantu menjaga keseimbangan hormon. Shah menjelaskan bahwa karbohidrat memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tiroid, hormon seks, kadar hormon leptin, insulin, serta hormon stres. Selain itu, karbohidrat turut mendukung kualitas tidur dan produksi serotonin yang berperan dalam mengatur suasana hati.
Dalam hal jumlah konsumsi, Shah menyarankan agar sekitar 40-50 persen dari asupan kalori harian berasal dari karbohidrat, atau sekitar 200-250 gram per hari berdasarkan pola makan 2000 kalori. Sebagai gambaran, satu cangkir beras merah mengandung sekitar 45 gram karbohidrat, satu cangkir gandum mengandung 27 gram, dan satu cangkir quinoa mengandung 39 gram.
Namun, kebutuhan karbohidrat dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan individu. Beberapa orang mungkin memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit karbohidrat dari jumlah rata-rata, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan seperti PCOS atau diabetes tipe 2, atau yang sedang dalam proses pemulihan dari gangguan makan. Bagi wanita yang sedang menstruasi, asupan karbohidrat yang cukup diperlukan untuk menjaga produksi dan keseimbangan hormon seks yang sehat.
Bagi wanita hamil, konsumsi karbohidrat juga perlu ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan janin dan kebutuhan energi yang meningkat selama kehamilan. Di sisi lain, diet rendah karbohidrat mungkin tidak cocok bagi sebagian orang, terutama wanita dan atlet.
Shah memperingatkan bahwa diet rendah karbohidrat dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak negatif, seperti ketidakseimbangan hormon pada wanita atlet yang bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali (amenore). Hal ini kemudian dapat berisiko menurunkan kepadatan tulang, yang meningkatkan potensi patah tulang
Karbohidrat memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung fungsi tubuh yang optimal. Mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang sesuai tidak hanya bermanfaat untuk energi dan performa fisik, tetapi juga penting bagi kesehatan hormon, mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan.