Bisnis  

Produksi Beras Indonesia Diprediksi Tembus 34,6 Juta Ton, Tertinggi di ASEAN

Ilustrasi.Foto: Agus Setyadi/detikSumut

Jakarta, tiradar.id – Produksi beras Indonesia diprediksi mengalami lonjakan signifikan pada musim tanam 2024/2025. Berdasarkan laporan Rice Outlook April 2025 dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 34,6 juta ton.

Angka ini meningkat sekitar 600 ribu ton dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya dan naik 4,8% dari realisasi tahun lalu yang berada di angka 33,03 juta ton.

Kantor Staf Presiden (KSP) menyampaikan informasi ini melalui unggahan di akun Instagram resmi @kantorstafpresidenri pada Sabtu, 10 Mei 2025. Peningkatan ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan produksi beras tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), mengungguli Vietnam dengan 26,5 juta ton dan Thailand dengan 20,1 juta ton.

Sementara itu, Filipina mencatat produksi 12 juta ton, Kamboja 7,337 juta ton, Laos 1,8 juta ton, dan Malaysia 1,750 juta ton.

Baca Juga:  Banyak Warga Indonesia Sambut Biksu Thudong, Cermin Toleransi Beragama

Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan bahwa Perum Bulog telah berhasil menyerap 2 juta ton beras hasil panen petani lokal hingga awal Mei 2025. “Bulog sukses catatkan sejarah dengan menyerap setara 2 juta ton beras hasil panen petani lokal. Pencapaian ini menjadi yang tertinggi sejak berdirinya Bulog 57 tahun lalu,” tulis Erick melalui akun Instagram @erickthohir. Dengan capaian ini, cadangan beras pemerintah (CBP) kini mencapai 3,6 juta ton.

Kementerian Pertanian menyebut kenaikan produksi ini sebagai momentum penting, mengingat Indonesia sebelumnya menjadi salah satu pengimpor beras terbesar dunia. Pada tahun 2023, Indonesia mencatatkan impor sebesar 3,06 juta ton, sebagian besar berasal dari Thailand (1,38 juta ton) dan Vietnam (1,15 juta ton).

Baca Juga:  Strategi Efektif Meningkatkan Penjualan Selama Bulan Ramadhan

Namun, dominasi negara eksportir beras seperti Thailand dan Vietnam kini mulai tergeser. Ekspor beras Thailand dilaporkan anjlok 30% pada kuartal I 2025, menjadi hanya 2,1 juta ton. Secara keseluruhan, ekspor beras Thailand diprediksi turun 24% sepanjang 2025 menjadi 7,5 juta ton. Penurunan harga gabah domestik hingga 30% pada Februari 2025 bahkan memicu protes besar-besaran dari petani di negara tersebut.

Sementara itu, Vietnam yang sebelumnya mencetak ekspor 8 juta ton pada 2023, juga mengalami tekanan akibat membanjirnya beras murah dari India dan berkurangnya permintaan dari Indonesia.

Ekspor Vietnam diperkirakan menurun 17% menjadi 7,5 juta ton pada 2025. Dalam Forum Ekonomi Beras ASEAN di Hanoi pada Maret 2025, Menteri Pertanian Vietnam Le Minh Hoan mengungkapkan upaya Vietnam untuk mengalihkan pasar ke Timur Tengah dan Afrika, serta fokus pada ekspor beras premium demi menghadapi persaingan harga yang semakin ketat.

Baca Juga:  Indonesia Siap Bantu Palestina Kembangkan Produk Pertanian

Peningkatan produksi dalam negeri dan tingginya serapan Bulog menunjukkan bahwa Indonesia tengah bergerak menuju ketahanan pangan yang lebih kuat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor beras di masa mendatang.