Imbas El Nino, Sawah di 13 Desa Wilayah Bandung Barat Alami Kekeringan

Warga melintas di lahan sawah yang kering di Jonggol, Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/10). Menurut Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat sejak April- Oktober 2018 ini jumlah lahan sawah di Jabar yang terdampak kekeringan mencapai 25.862 hektare, dari jumlah tersebut sebanyak 4.000 hektare rusak ringan, 3.254 rusak berat dan 6.449 hektare mengalami puso. ANTARA JABAR/Yulius Satria Wijaya/agr/18.

Jakarta, tiradar.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mencatat bahwa area pertanian di 13 desa mengalami kekeringan akibat dari musim kemarau yang panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino.

Lukmanul Hakim, Kepala DKPP Kabupaten Bandung Barat, berbicara di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, pada hari Jumat (11/8/2023), menyatakan bahwa lahan pertanian kering di 13 desa tersebut terletak di empat kecamatan, yaitu Cililin, Sindangkerta, Cihampelas, dan Batujajar, dengan total luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan sejauh ini mencapai 178 hektar.

Dari segi persebaran, kekeringan lahan pertanian tercatat paling luas di Kecamatan Batujajar dengan luas 113 hektar, diikuti oleh Cililin seluas 33 hektar, Sindangkerta seluas 22 hektar, dan Cihampelas seluas 13 hektar.

Baca Juga:  Pemberian Imunisasi Rotavirus Akan Digelar 15 Agustus 2023

“Jumlah ini mungkin masih akan bertambah karena BMKG memprediksi fenomena El Nino akan berlangsung hingga akhir tahun,” kata Lukmanul Hakim.

Dengan terjadinya kekeringan ini, produksi padi dipastikan akan mengalami penurunan, termasuk di Kecamatan Batujajar yang dikenal memiliki lahan pertanian padi yang produktif dan cukup luas.

Bahkan Desa Cangkorah di Kecamatan Batujajar menjadi desa yang mengalami kekeringan lahan pertanian paling luas, bukan hanya di satu kecamatan, tetapi juga di seluruh kabupaten, dengan luas kekeringan lahan pertanian mencapai 40 hektar.

Menghadapi situasi ini, Lukman menyebut bahwa DKPP telah menyiapkan dua skema. Pertama, pemerintah akan memberikan insentif kepada para petani. Sementara itu, untuk lahan yang kering, pemerintah berupaya memberikan dukungan infrastruktur berupa sumur bor dan mesin penyedot air sebagai langkah jangka panjang. “Insentif hanya bersifat sementara selama masa kekeringan. Untuk jangka panjang, kami akan menyediakan infrastruktur seperti sumur bor dan mesin penyedot air dari sungai Citarum,” jelas Lukman.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Tanda Tangani Keppres Pemberhentian Tidak Hormat Hasyim Asy'ari

Lukman juga mengajak petani di wilayah Bandung Barat yang berpotensi mengalami kekeringan ini agar bisa beradaptasi dengan memanfaatkan lahan dengan bijaksana, misalnya dengan beralih ke budidaya tanaman yang membutuhkan sedikit air.

“Kami juga mengimbau para petani untuk menanam tanaman yang sesuai dengan iklim dan kondisi setempat. Beberapa di antaranya dapat dilakukan dengan memilih varietas benih yang tahan terhadap hama dan toleran terhadap kekeringan,” tambahnya.(*)

Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Lahan persawahan di 13 desa Bandung Barat alami kekeringan imbas El Nino