Jakarta, tiradar.id – Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Nael Sumampouw, mengungkapkan bahwa judi online kini menjadi salah satu isu kesehatan global yang serius, bahkan setara dengan penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Pernyataan ini merujuk pada publikasi terbaru dari jurnal The Lancet yang menyoroti dampak buruk judi online terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan generasi muda.
Nael menegaskan bahwa judi online bukan hanya masalah yang dihadapi oleh Indonesia, melainkan sebuah persoalan global yang membutuhkan perhatian serius. Judi online yang sering kali disajikan dalam bentuk permainan seperti game membuat anak muda semakin rentan untuk terjerat. Banyak dari mereka mencari pelarian melalui judi online sebagai bentuk mengatasi stres atau kesulitan hidup.
“Judi online tidak hanya menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga isu global. Cara masuknya yang melalui permainan seperti game membuat anak muda lebih rentan, terutama mereka yang mencari pelarian dari stres atau kesulitan hidup,” ujar Nael dalam konferensi daring pada Sabtu lalu.
Dampak Psikologis Judi Online
Salah satu hal yang membuat judi online semakin berbahaya adalah sifatnya yang mudah diakses tanpa sanksi sosial yang jelas. Para pemain bisa berjudi kapan saja dan di mana saja, bahkan tanpa diketahui oleh orang lain di sekitar mereka. Hal ini didukung oleh mekanisme psikologis seperti “gambler’s fallacy”, di mana pemain merasa bahwa mereka akan segera menang setelah beberapa kali kalah, sehingga membuat mereka semakin terjebak dalam lingkaran adiksi.
Selain itu, Nael juga menyoroti bahwa faktor lingkungan dan psikologis turut memperburuk kondisi ini. Kurangnya dukungan sosial, pengangguran, dan rendahnya keterampilan menjadi faktor yang membuat generasi muda lebih mudah terjerumus dalam dunia judi online. Dalam beberapa kasus, pinjaman online yang marak juga digunakan untuk mendukung kebiasaan berjudi, yang semakin memperburuk situasi.
Perasaan Tidak Berdaya: Dampak Terburuk dari Adiksi Judi Online
Menurut Nael, dampak paling buruk dari adiksi judi online adalah munculnya perasaan “learned helplessness” atau perasaan tidak berdaya. Ketika usaha yang dilakukan oleh individu tidak membuahkan hasil, mereka mulai merasa bahwa upaya mereka sia-sia dan tidak ada hubungan antara usaha dan hasil yang dicapai. Hal ini bisa menyebabkan hilangnya harapan hidup, mematikan potensi dan kreativitas, serta berisiko pada keputusasaan yang ekstrem.
“Ketika usaha tidak membuahkan hasil, anak muda mulai kehilangan harapan dan tidak melihat hubungan antara usaha dan hasil. Ini mematikan potensi, kreativitas, bahkan bisa membawa mereka pada keputusasaan yang ekstrem,” tambah Nael.
Kondisi ini dapat menghantui anak muda dari berbagai latar belakang, terutama bagi mereka yang tidak memiliki dukungan sosial yang kuat atau sumber daya diri yang memadai. Perasaan tidak berdaya ini bisa berujung pada pemikiran ekstrem, seperti merasa hidup tidak lagi berarti dan berisiko pada tindakan berbahaya.
Peran Keluarga, Lingkungan, dan Negara
Menghadapi masalah ini, Nael menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan terdekat dalam memberikan dukungan. Keluarga harus hadir untuk memberikan perhatian dan kasih sayang, agar anak-anak atau remaja yang terjebak dalam adiksi judi online dapat merasa didukung dan terbantu untuk keluar dari lingkaran setan ini.
Selain itu, negara juga harus berperan aktif dalam penanganan masalah ini. Nael menyerukan agar layanan rehabilitasi judi online dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat, misalnya dengan menyediakan layanan rehabilitasi di puskesmas atau lembaga-lembaga lainnya yang dapat menjangkau masyarakat luas. Dukungan ini penting untuk memfasilitasi pemulihan bagi mereka yang terlanjur terjerat adiksi judi online.
“Dengan kombinasi dukungan keluarga dan langkah preventif dari negara, saya optimistis dampak negatif judi online terhadap generasi muda dapat diminimalkan,” ujar Nael.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa penanganan masalah ini tidak bisa dilakukan sendirian. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, melibatkan pihak pemerintah, masyarakat, lembaga rehabilitasi, dan keluarga untuk memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Judi online telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan mental generasi muda di seluruh dunia. Untuk memerangi masalah ini, dibutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak, mulai dari dukungan keluarga, kebijakan pemerintah yang proaktif, hingga upaya preventif di masyarakat. Hanya dengan kolaborasi yang solid, dampak negatif dari judi online dapat diminimalkan, dan generasi muda dapat terhindar dari bahaya adiksi yang menghancurkan masa depan mereka.