Subang, tiradar.id — Sebanyak 4.500 lulusan SMA dan SMK asal Jawa Barat dipastikan siap bekerja di pabrikan otomotif BYD yang berlokasi di kawasan Surya Cipta, Kabupaten Subang. Para calon tenaga kerja ini telah mengikuti pelatihan khusus dan dinyatakan lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh BYD bersama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membenarkan hal tersebut. Ia menyebut penyaluran ribuan lulusan bersertifikat ini merupakan tahap awal dari program besar penyiapan tenaga kerja industri kendaraan listrik di Jawa Barat.
“Sebanyak 4.500 lulusan SMA dan SMK di Jawa Barat sudah mengikuti pelatihan untuk bekerja di perusahaan otomotif BYD di Subang. Ini baru tahap pertama. Ke depan akan ada lagi 5.000 hingga 6.000 lulusan yang akan disiapkan,” ujar Dedi, Sabtu (4/10/2025).
Menurut Dedi, kebutuhan tenaga kerja siap pakai di sektor industri kendaraan listrik akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya investasi di Jawa Barat. Karena itu, Pemprov Jabar berkomitmen menyiapkan generasi muda agar memiliki keahlian dan mental kerja yang kuat.
“Pelatihan ini melahirkan tenaga kerja yang sudah lulus, punya sertifikat, dan siap bekerja. Tinggal pembentukan mental yang bisa dilakukan dengan konsep barak militer,” katanya.
Dengan adanya program pelatihan dan sertifikasi ini, Dedi menegaskan industri tidak perlu lagi menanggung biaya pelatihan tenaga kerja karena hal tersebut telah difasilitasi oleh pemerintah daerah. “Sehingga industri memiliki cost yang rendah, karena pelatihannya sudah menjadi tanggungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” tambahnya.
Selain fokus pada peningkatan kompetensi tenaga kerja, Dedi juga menekankan pentingnya percepatan perizinan investasi agar iklim usaha di Jawa Barat semakin kondusif. Pemerintah, katanya, berupaya memastikan proses perizinan tidak berbelit serta menjamin keamanan dan ketertiban di kawasan industri.
“Saya ingin investasi di Jawa Barat bisa masuk dengan ramah. Perizinan tidak boleh berliku-liku atau lama. Keamanan juga harus dijaga, tidak boleh ada premanisme, dan negara harus hadir dalam setiap hal,” tegasnya.
Dedi menambahkan, Pemprov Jabar juga menyiapkan langkah-langkah strategis dalam penyediaan lahan dan pengembangan tenaga kerja lokal untuk memenuhi kebutuhan industri. “Pemerintah harus punya rencana dan mampu menjemput kebutuhan dunia industri dengan cepat dan tepat,” ujarnya.
Langkah kolaboratif antara pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan industri ini diharapkan dapat mempercepat transformasi Jawa Barat sebagai pusat industri kendaraan listrik nasional, sekaligus mengurangi angka pengangguran di kalangan lulusan muda.


