Kemenkes Targetkan Eliminasi Penyakit Hepatitis B dan C di RI

Arsip foto - Dokter Puskesmas Kecamatan Lohbener mensosialisasikan tentang penyakit hepatitis akut di Desa Pamayahan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2022). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa/aa.

Jakarta, tiradar.id – Saat ini, Indonesia termasuk negara dengan prevalensi hepatitis B yang tinggi dan tingkat endemisitas menengah hingga tinggi.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menargetkan mencapai eliminasi penyakit hepatitis B dan C di Indonesia pada tahun 2030 melalui serangkaian kegiatan intervensi yang melibatkan partisipasi masyarakat.

“Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Imran Pambudi, menyatakan bahwa hepatitis adalah peradangan hati yang sebagian besar disebabkan oleh virus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia.” Hal ini disampaikan dalam Press Briefing Hari Hepatitis Sedunia 2023 yang diselenggarakan di Jakarta pada hari Rabu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), diperkirakan terdapat 296 juta orang yang menderita hepatitis B kronis dan 58 juta orang yang menderita hepatitis C kronis dengan tingkat kematian lebih dari 1 juta orang.

Imran menyatakan bahwa kawasan Asia Tenggara menyumbang sekitar 410 ribu kematian, dimana 80 persennya disebabkan oleh kanker hati dan sirosis yang disebabkan hepatitis B dan C.

Baca Juga:  Yang Perlu Diketahui Sebelum Berpuasa Ramadan

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat sekitar 20 juta orang penderita hepatitis B dan C di Indonesia, dengan sekitar 18 juta orang menderita hepatitis B dan 2,5 juta orang terinfeksi hepatitis C.

Sebagai hasil dari angka tersebut, saat ini Indonesia termasuk negara dengan prevalensi hepatitis B tinggi dan tingkat endemisitas menengah hingga tinggi.

Imran juga menyatakan bahwa hepatitis adalah peradangan pada hati yang dapat berkembang menjadi sirosis dan menyebabkan kondisi kanker hati.

Virus hepadnaviridae adalah penyebab utama hepatitis A, B, C, D, dan E di dunia, selain faktor risiko lainnya seperti konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu, serta masalah kekebalan tubuh.

“Tipe B dan C menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan merupakan penyakit paling umum yang menyebabkan sirosis hati dan kanker,” tambahnya.

Penularannya terjadi melalui kontak darah dan cairan tubuh, dan sebagian besar kasus di Indonesia disebabkan oleh penularan dari ibu ke anak.

Baca Juga:  OIKN Ungkap Per-Juni 2023 Ada 19 Negara yang Tertarik Bangun IKN

Berdasarkan data tahun 2013, persentase kasus hepatitis B pada balita di Indonesia mencapai 4,2 persen dari total populasi pasien, dan biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Kemenkes melakukan intervensi hepatitis melalui sejumlah program, termasuk pola hidup bersih dan sehat (PHBS), pemberian vaksin hepatitis B, pencegahan penularan dari ibu ke anak, notifikasi pasangan dan anak, uji saring infeksi menular melalui transfusi darah, serta penerapan kewaspadaan standar.

“Penggunaan narkoba suntik juga harus diperhatikan,” tandasnya.

Kemenkes RI juga melakukan penanggulangan dengan memberikan vaksin hepatitis B sejak 24 jam setelah lahir, dilanjutkan dengan vaksin B1, B2, dan B3 sesuai dengan jadwal program Imunisasi Nasional.

Selanjutnya, dilakukan skrining hepatitis B pada seluruh ibu hamil di 489 kabupaten/kota dengan jumlah peserta lebih dari 3,2 juta orang, dan ditemukan sekitar 50.744 ibu hamil yang positif.

Baca Juga:  Pentingnya Menjaga Kebersihan Rambut untuk Kesehatan Kulit

Selain itu, pemberian obat antivirus Tenofovir pada ibu hamil yang terdiagnosis hepatitis B telah dilakukan sejak tahun 2022 di 180 fasilitas kesehatan di 34 kabupaten/kota di 17 provinsi.

“Kami akan secara bertahap menambahnya sehingga pada tahun 2029, semua kabupaten/kota dapat memberikan obat antivirus Tenofovir pada ibu hamil,” jelasnya.

Intervensi lainnya adalah pemberian vaksin Hepatitis B Immunoglobulin pada bayi dan ibu yang terdiagnosis hepatitis B dalam waktu 24 jam setelah melahirkan.(*)

Berita ini sudah dimuat di ANTARANews.com dengan judul Kemenkes upayakan eliminasi hepatitis B dan C dicapai 2030