Jakarta, tiradar.id – Jaksa Korea Selatan (Korsel) telah mengidentifikasi mantan Presiden Moon Jae In sebagai tersangka dalam kasus suap yang melibatkan dugaan perlakuan istimewa terhadap menantu laki-lakinya.
Kasus ini berkaitan dengan penunjukan menantu Moon pada jabatan eksekutif di maskapai penerbangan Thai Eastar Jet. Penyelidikan ini dipimpin oleh Divisi Kriminal 3 dari Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju.
Dalam kasus ini, jaksa menduga bahwa pemerintahan Moon telah mengatur penunjukan Lee Sang Jik, seorang politisi pendiri maskapai tersebut, sebagai Kepala Badan UKM dan Startup Korea (Kosme) sebagai imbalan atas jabatan tinggi yang diberikan kepada Seo, menantu Moon.

Dugaan praktik suap ini terkuak setelah penggeledahan dilakukan di rumah putri Moon, Moon Da Hye, pada 30 Agustus 2024. Penggeledahan ini merupakan bagian dari penyelidikan atas dugaan keterlibatan Seo dalam memperoleh jabatannya.
Kasus ini berawal dari aduan yang diajukan empat tahun lalu, yang menuding adanya pelanggaran dalam proses perekrutan Seo sebagai direktur eksekutif di Thai Eastar Jet. Lee Sang Jik, yang ditunjuk sebagai Presiden Kosme pada Maret 2018, beberapa bulan sebelum Seo bergabung dengan maskapai tersebut, juga diduga menerima keuntungan politik dari pengangkatannya.
Kurangnya pengalaman Seo di industri penerbangan serta kondisi keuangan Thai Eastar Jet yang kurang stabil semakin memperkuat kecurigaan adanya keterlibatan kantor kepresidenan dalam proses tersebut.
Jaksa Korsel juga mencurigai bahwa Moon dan istrinya memberikan dukungan finansial kepada keluarga putri mereka sebelum akhirnya menghentikan bantuan tersebut setelah Seo mendapatkan pekerjaan di Thai Eastar Jet.
Berdasarkan keterangan jaksa, gaji dan tunjangan relokasi yang diterima Seo dari maskapai tersebut, yang mencapai 223 juta Won (sekitar Rp 2,5 miliar), dianggap sebagai suap kepada Moon selama ia menjabat sebagai presiden.
Meskipun kasus ini sedang berjalan, muncul kritik bahwa penyelidikan terhadap Moon bermotif politik. Beberapa pihak menuduh bahwa penyelidikan ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari skandal yang melibatkan Presiden Yoon Suk Yeol dan istrinya, Kim Keon Hee. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintahan Yoon terkait tuduhan tersebut.