Jakarta, tiradar.id – Merokok telah lama diidentifikasi sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius. Namun, lebih mencemaskan lagi adalah prevalensi merokok di kalangan anak-anak.
Menurut berbagai data dan pandangan para pakar, kebiasaan merokok pada anak memiliki dampak jangka panjang yang mengkhawatirkan, mulai dari risiko kesehatan hingga kemungkinan kecanduan yang sulit diatasi.
Dr. Hasbullah Thabrany, Ketua Komite Nasional Pengendalian Tembakau, menyampaikan bahwa kenyataan bahwa sekitar 20 persen siswa kelas 7 hingga 9 (SMP) sudah merokok adalah hal yang sangat mengkhawatirkan.
Salah satu dampak buruk yang dapat terjadi pada anak yang terpapar rokok adalah kecanduan. Dr. Thabrany menekankan bahwa kecanduan merokok pada usia anak dapat berlanjut hingga dewasa dan menghabiskan uang yang signifikan untuk kebutuhan rokok selama bertahun-tahun.
Menurut Program Lead Manager Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil Sekretariat Wakil Presiden (Satwapres), Iing Mursalin, data menunjukkan bahwa sekitar 69,42 persen anak usia dini, yaitu 0-6 tahun, tinggal dalam keluarga dengan anggota yang merokok. Ini menunjukkan bahwa anak-anak terpapar asap rokok di lingkungan rumah sejak usia dini.
Kementerian Kesehatan juga telah mengidentifikasi sejumlah dampak merokok pada anak. Pajanan rokok pada anak dapat mengganggu prestasi belajar, merusak kecerdasan dan kemampuan belajar, serta mempengaruhi perkembangan paru-paru.
Anak-anak yang terpapar rokok juga memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit infeksi seperti meningitis, infeksi telinga tengah, pneumonia, bronkitis, dan asma. Dampak lainnya termasuk penurunan sistem kekebalan tubuh, masalah kulit dan gigi, serta perilaku negatif seperti perilaku agresif dan berisiko.
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mengindikasikan bahwa prevalensi merokok di kalangan penduduk usia 10 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga 2018. Bahkan, kematian akibat penyakit terkait merokok mencapai angka yang mengkhawatirkan, dengan kerugian ekonomi yang signifikan.
Merokok juga telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan kanker. Oleh karena itu, upaya mencegah anak terpapar rokok menjadi sangat penting.
Kementerian Kesehatan menekankan perlunya meningkatkan kesadaran anak-anak tentang bahaya penggunaan rokok sejak dini. Pendidikan dan kampanye yang terus-menerus harus dilakukan untuk melindungi anak-anak dari dampak buruk merokok dan memastikan masa depan mereka yang lebih sehat dan produktif.
Secara keseluruhan, kebiasaan merokok pada anak merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat, untuk mengatasi masalah ini dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Dengan upaya bersama, kita dapat melindungi generasi muda dari dampak merokok yang merusak dan memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sumber: ANTARA