Jakarta, tiradar.id – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengingatkan pelaku industri televisi yang tergabung dalam Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) untuk segera beradaptasi dengan disrupsi digital yang tengah mengubah lanskap media televisi.
Dalam acara pelantikan pengurus ATVSI Periode 2023-2026 di Hotel Sultan Jakarta Pusat pada hari Selasa, Nezar menyatakan bahwa selama dua dekade terakhir, industri media televisi mengalami perubahan signifikan akibat munculnya faktor-faktor digital yang menggeser pola konsumsi dan perilaku konsumen media.
Disrupsi teknologi, khususnya peralihan dari penyiaran terestrial ke digital, membawa konsekuensi signifikan, terutama dalam hal iklan. Nezar mencatat bahwa hal serupa telah terjadi di Thailand lima tahun lalu saat negara tersebut melakukan peralihan siaran dari analog ke digital. Pertumbuhan iklan stagnan, pemain yang bertambah, dan persaingan semakin ketat menjadi tantangan utama yang harus dihadapi oleh industri televisi.
Dalam konteks ini, Nezar mendorong pelaku industri televisi untuk merumuskan ulang strategi bisnis mereka. Kehadiran platform digital tidak hanya sebatas mendistribusikan konten televisi, tetapi juga menjadi pesaing dalam produksi konten. Pelaku industri televisi perlu menjadi lebih kreatif, adaptif, dan kuat dalam bersaing.
Nezar optimistis bahwa sektor industri hiburan dapat berkembang sebagai salah satu hasil dari disrupsi dalam industri televisi. Dia menyebutkan bahwa teknologi kecerdasan buatan juga dapat berkontribusi pada perkembangan ini. Pertumbuhan iklan untuk konten hiburan dan konten media digital secara global menunjukkan tren positif, terlebih dengan kemajuan teknologi yang mampu menghasilkan konten dengan biaya lebih efisien.
Data Statista tahun 2023 menunjukkan bahwa pengguna layanan televisi secara global diproyeksikan mencapai 5,7 miliar pengguna pada tahun 2027, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3,66 persen di rentang tahun 2023 hingga 2027.
Hal ini berdampak pada pendapatan industri TV dan video di tingkat global yang diperkirakan tumbuh sebesar 3,04 persen per tahun di periode 2024-2028, mencapai 805,2 miliar dolar AS (sekitar Rp12,5 kuadriliun), dengan sektor periklanan sebagai salah satu yang tumbuh secara signifikan.
Sumber: ANTARA